Membaca dan menulis merupakan dua budaya yang membuat banyak kalangan baik anak-anak, maupun remaja, orang dewasa atau orang tua bisa meraup banyak manfaat yang amat berharga.
Tidak lain halnya budaya yang berandil besar terhadap proses kehidupan dengan berbagai fenomena pokok permasalahan yang muncul di hadapan manusia. Banyak orang-orang yang menganggap kedua hal tersebut tidak suatu hal yang penting. Bahkan banyak pula diantara mereka yang tidak mengerti apa yang dimaksud dengan ke dua budaya tersebut. Dan mereka pun melalaikan keduanya.
Berawal dari budaya membaca, beraneka ragam jenis buku telah di luncurkan di muka bumi ini dan banyak pula pengarang-pengarang yang muncul dengan buku hasil karyanya, dengan satu tujuan yang teramat penting yaitu dengan meningkatkan kualitas buku-buku bacaan yang kemudian akan menarik atau membangkitkan minat baca seseorang supaya mereka mampu menambah sesuatu yang mereka miliki menjadi lebih baik dan bermutu.
Kita mampu membayangkan betapa pentingnya membaca dalam kehidupan sehari-hari, termasuk proses tertuturnya ilmu dari seseorang ke orang lain merupakan salah satu contoh manfaat dari membaca. Apalagi buku tentang ilmu pengetahuan. Suatu ilmu jika tidak dibukukan maka lambat laun ilmu itu akan lenyap. Disamping itu, tidak banyak yang akan tahu dan bisa belajar dari orang yang mengarang buku. Hal tersebut disebabkan karena tidak banyaknya orang yang mau menyumbangkan ilmu yang dimiliki kepada orang lain. Selain sebagai media yang mengingatkan dan menyebarluaskan ilmu kepada manusia, buku juga merupakan suatu bacaan yang mendorong manusia untuk lebih mengoptimalkan imajinasinya.
read more
Budaya yang nyaris semua orang mampu melakukannya ini terbukti, telah membuahkan hasil yang cukup signifikan terhadap perkembangan mental dan fisik manusia.
Secara positif membaca mampu menghasilkan suatu pengetahuan yang luas. Banyak jenis bacaan beserta fungsinya, misalnya media berita. Contohnya berbagai media masa seperti, surat kabar, majalah, tabloid dan lain sebagainya.
Berita atau informasi yang terdapat dalam berbagai media tersebut tidak hanya berita aktual atau berita tentang terjadinya suatu peristiwa umum. Tetapi bacaan tersebut juga menyediakan informasi berbagai iklan, lowongan pekerjaan, gosip-gosip selebriti dan juga informasi tentang kebutuhan pokok sehari-hari. Supaya tidak malas dan jenuh menghadapi bahan bacaan, media juga menyediakan berbagai bentuk berita hiburan, seperti karikatur, humor, cerpen dan puisi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan jendela dunia yang heboh dengan aksi-aksinya yang menggiurkan.
Beralih ke Budaya menonton, budaya menonton yang dimaksud disini adalah budaya menonton televisi. Menurut bahasa “tele” artinya hal yang jauh, sedangkan “visi” berarti melihat. Jadi, secara istilah menonton televisi berarti menonton dari jarak jauh.
Menonton secara langsung melalui serangkaian mesin elektronik dengan berbagai komponen komputer didalamnya dengan sifat audio visual. Televisi mampu menghadirkan suatu kejadian antara info nyata secara langsung, cepat, tepat dan terpercaya. Dan juga menampilkan berbagai acara fiktif yang menghibur para penonton, seperti sinetron, acara musik, berbagai bentuk film, talk show dan tayangan hiburan lainnya.
Kejadian nyata yang dimaksud adalah kejadian atau peristiwa yang benar2 terjadi di dunia nyata. Bila kita menonton berita, kita bisa secara langsung mendengarkan infonya dan melihat kejadiannya. Oleh karena itu, televisi televisi dikatakan memiliki seni audio visual. Bila dilihat dari tampak positifnya televisi merupakan suatu budaya menonton yang memegang peranan cukup penting dalam menjalankan kehidupan.
Namun sayangnya bila dicermati dari dampak negatifnya menonton Televisi juga membuat seseorang semakin menjadi-jadi dalam bertingkah laku dan berbuat sesuatu yang merugikan diri sendiri. Sebagai contoh sebut saja Rajiv. Rajiv adalah seorang anak yang berusia delapan tahun. Dia ditemukan tewas dalam keadaan terluka setelah terjun dari apartemennya lantai 9. Rajiv ingin meniru “Krissh”, tokoh super hero televisi India, yang digambarkan dapat terbang dan menyelamatkan bumi.
Ternyata alat elektronik yang bernama televisi dengan luar biasa dapat merasuki alam pikiran seeorang, lebih-lebih pada anak-anak yang belum cukup umur. Demikian halnya dengan para remaja yang suka meniru-niru gaya artis yang berpakaian model ala kebarat-baratan. Tidak ketinggalan pula dengan tayangan manca negara yang berunsur pornografi, pornoaksi, dan juga mengandung unsur kekerasan dan sadisme yang pada akhirnya tayangan-tayangan tersebutikut membantu melahirkan generasi anarkis.
Pengarahan orang tua pada anaknya sejak dini sangat membantu meminimalisir dampak negatif tersebut. Bayangkan saja, jika tayangan-tayangan berunsur tidak baik itu sebagian besar diganti dengan tayangan yang banyak manfaatnya. Seperti info belajar dan sejenisnya.
Betapa banyak manfaat yang bisa kita peroleh dari kedua budaya tersebut. Kebuutuhan mental kita akan dapat terpenuhi dengan baik. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama mengarahkan tontonan dan bacaan anak-anak kita. Dengan demikian, Bangsa Indonesia akan terkenal sebagai Negara yang dapat mengambil dampak positif dari budaya membaca dan menonton.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar